Review Fatal Fury: City of the Wolves. Kebangkitan Fighting game era 90-an!!
Setelah lebih dari dua dekade, SNK akhirnya membangkitkan kembali salah satu seri game fighting paling legendaris sepanjang masa: Fatal Fury. Tapi apakah Fatal Fury: City of the Wolves berhasil memenuhi ekspektasi yang sangat tinggi itu? Inilah review lengkapnya untuk kamu!
Kembalinya Legenda: Apa itu Fatal Fury: City of the Wolves?
Bagi penggemar fighting game lawas, nama Fatal Fury pasti membawa banyak nostalgia. Seri ini melahirkan karakter ikonik seperti Terry Bogard, Geese Howard, dan Rock Howard.
Kini, di 2025, SNK membangunkan kembali waralaba ini dengan Fatal Fury: City of the Wolves, membawa nuansa klasik ke era modern — tanpa melupakan akarnya.
Gameplay: Tradisi Klasik, Inovasi Modern
Gameplay di City of the Wolves terasa cepat, teknis, dan memuaskan.
SNK tetap menggunakan skema kontrol empat tombol khas mereka (pukulan ringan/berat, tendangan ringan/berat). Tapi kali ini, mereka menambahkan dua fitur besar:
REV Meter: Mainkan Risiko dan Hadiah
REV Meter memungkinkan pemain melakukan serangan super (Rev Blow, Ignition, Redline) saat meteran terisi. Namun, jika meteran penuh 100%, karakter masuk status Overheat — pertahanan melemah, teknik khusus tidak bisa digunakan.
Ini menambahkan elemen risiko vs imbalan yang membuat pertandingan terasa lebih strategis.
SPG System: Pilihan Strategis di Tengah Pertarungan
SPG (Selective Potential Gear) memberi pemain kesempatan memilih buff di titik-titik HP tertentu.
Misalnya, kamu bisa mengaktifkan buff saat darah penuh untuk lebih agresif, atau memilih buff comeback saat darah kritis.
Kedua sistem ini membuat pertarungan jauh lebih dinamis dibanding game fighting konvensional.
Roster Karakter: Ikonik dan Segar
Saat peluncuran, 17 karakter tersedia.
Ada wajah lama yang akrab seperti:
-
Terry Bogard – Si "Mr. Are You Okay?"
-
Rock Howard – Penerus muda dari Garou: Mark of the Wolves
-
Hotaru Futaba dan Marco Rodrigues
Sementara karakter baru seperti:
-
Vox Reaper – Petarung brutal dengan teknik serangan tidak terduga
-
Preecha – Pejuang asal Thailand dengan gerakan cepat dan taktis
Tambahan mengejutkan datang dari karakter tamu seperti Cristiano Ronaldo dan Salvatore Ganacci. Walau terasa aneh, mereka menambah warna dalam roster.
Semua karakter dirancang dengan gaya visual cel-shading ala komik hidup — tampak keren di mata tanpa kehilangan nuansa "South Town" yang keras dan liar.
Mode Online: Rollback Netcode yang Kencang
Bagi banyak pemain fighting modern, stabilitas online adalah segalanya.
Untungnya, Fatal Fury: City of the Wolves hadir dengan rollback netcode yang sangat stabil.
Beberapa highlight dari mode online:
-
Ranked Match untuk kompetisi serius
-
Casual Match untuk bermain santai
-
Room Match untuk lobby komunitas hingga 12 pemain
-
Crossplay antar PS5, Xbox Series, dan PC
-
Clone AI System – Game membuat AI yang meniru gayamu untuk dilawan!
Pengalaman online terasa lancar, cepat, dan kompetitif, membuatnya cocok untuk pemain kasual maupun mereka yang ingin serius naik peringkat.
Konten Offline: Cukup Seru, Tapi Bisa Lebih
Kalau kamu bukan tipe pemain online, jangan khawatir, ada juga konten offline:
-
Arcade Mode – Jalur klasik dari satu pertarungan ke pertarungan lain.
-
Episodes of South Town – Mode cerita bergaya RPG ringan.
-
Training Mode – Belajar dasar-dasar karakter dan combo.
Sayangnya, tutorial dalam game kurang lengkap untuk semua karakter. SNK menyediakan video breakdown di YouTube, tapi tentu lebih ideal kalau semuanya sudah tersedia langsung di dalam game.
Story mode juga terasa singkat dibandingkan standar modern.
Visual dan Musik: Kombinasi yang Hidup
Secara visual, City of the Wolves tampil luar biasa.
Dengan teknik cel-shading, setiap serangan, pukulan, dan ledakan energi terlihat dramatis. Background penuh detail kecil — dari jalanan South Town yang keras sampai rooftop neon berkilauan di malam hari.
Musik? Tidak mengecewakan.
Lagu-lagu baru dipadukan remix dari soundtrack klasik, membangun atmosfer tegang dan penuh energi sepanjang pertarungan.
Kekurangan Fatal Fury: City of the Wolves
Tidak ada game yang sempurna, begitu juga City of the Wolves. Beberapa hal yang perlu dicatat:
-
Jumlah karakter walau cukup, tidak sebanyak kompetitor seperti Street Fighter 6.
-
Balancing karakter masih perlu diperbaiki — ada karakter yang terasa OP di minggu pertama.
-
Story mode kurang panjang dan terasa lebih sebagai pelengkap.
Namun, semua kekurangan ini minor dan kemungkinan besar bisa diperbaiki lewat update ke depan.
Kesimpulan: Fatal Fury Berjaya Lagi!
Fatal Fury: City of the Wolves bukan hanya nostalgia, tapi bukti bahwa SNK mengerti bagaimana membangkitkan warisan besar dengan cara yang relevan di era modern.
Dengan gameplay inovatif, mode online stabil, presentasi visual keren, dan karakter penuh gaya, ini adalah game fighting yang wajib dimainkan di 2025.
Apakah ini game fighting terbaik tahun ini?
Kalau kamu pecinta game cepat, teknis, dan berbasis strategi, jawabannya: Ya!
Skor Akhir: 9/10
Selamat datang kembali, serigala-serigala South Town. Kami sudah merindukanmu.
No comments